Rabu, 13 April 2022

Memahami Ketentuan Puasa

 

Memahami Ketentuan Puasa
Rangkuman Materi untuk Kegiatan Pondok Ramadhan 1443 H SMPN 1 Ngunut
(11-16 April 2022)
Oleh : Nurul Hidayah, S.Ag

 

Pengertian.

Puasa dalam Bahasa Arab disebut shaumu, secara bahasa artinya “menahan dari segala sesuatu”, seperti menahan dari makan, minum, nafsu, amarah, mengumpat, bicara bohong dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut istilah hukum Islam puasa/shaumu adalah menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa disertai niat dan beberapa syarat tertentu mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenam matahari. (Sulaiman Rasjid, 2007)

Allah SWT berfirman :

...وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ...

“...dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam...” (Q.S. al-Baqarah : 187)

 

Rukun Puasa

Rukun puasa adalah sesuatu yang wajib (harus) ada atau harus dijalani ketika seseorang berpuasa, jika tidak ada ataupun tidak dijalani maka tidaklah sah puasa seseorang. Rukun puasa terdiri atas :

       1.            Niat. Niat puasa artinya sengaja melakukan puasa. Pada puasa Ramadhan niat dilakukan pada malam harinya. Sabda Rasullullah SAW :

مَنْ لَمْ يُجْمِعِ الصِّيَامِ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ (رواه الخمسة)

“Barang siapa yang tidak berniat puasa pada malamnya sebelum fajar terbit, maka tiada puasa baginya.” (H.R. al-Khamsah)

Menurut Ulama Syafi’iyyah niat puasa Ramadhan harus dilaksanakan pada tiap-tiap malam, tidak sah puasa seseorang jika tanpa melakukan niat pada malam hari menjelang puasa. (Hasbi Ash Shidiqy, 1954)

Sedangkan pada puasa sunnah niat puasa tidak wajib dilaksanakan pada malam hari, boleh berniat puasa pada pagi/siang hari (sebelum matahari condong ke barat) asalkan belum melakukan hal yang membatalkan puasa (makan, minum, dan sebagainya). (Sulaiman Rasjid, 2007)

       2.            Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa. Orang yang berpuasa diwajibkan untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Syarat Wajib Puasa

Syarat wajib puasa merupakan syarat yang harus terpenuhi sebelum melakukan ibadah puasa, seseorang yang tidak memenuhi syarat wajib puasa, maka gugurlah tuntutan kewajiban puasa baginya. Syarat-syarat wajib puasa sebagai berikut :

a)       Islam, orang yang bukan Islam tidak wajib puasa.

b)      Baligh, anak-anak yang belum baligh tidak wajib puasa.

c)       Berakal sehat, orang yang tidak berakal sehat (gila dan sebagainya) tidak wajib puasa.

d)      Mampu/kuat, orang yang tidak mampu (sebab karena sakit atau usia lanjut) tidak wajib puasa. Namun jika setelah Ramadhan orang tersebut (orang sakit yang telah sembuh) mampu untuk menjalankan puasa maka wajib mengganti puasanya sebanyak hari yang ia tinggalkan. Sedangkan jika sudah tidak mampu lagi berpuasa (karena sakitnya parah dan kecil kemungkinan untuk sembuh) maka mengganti puasanya dengan membayar fidyah.

Syarat Sah Puasa.

Syarat sah puasa adalah syarat yang harus dipenuhi seseorang agar puasanya sah. Syarat-syarat sah puasa sebagai berikut :

a)      Islam

b)      Mumayyiz, dapat membedakan hal yang baik dan hal yang buruk

c)       Suci dari darah haid (darah kotoran) dan nifas (darah setelah melahirkan), orang haid atau nifas tidak sah puasanya, dan ia wajib mengganti puasanya dihari lain.

d)      Pada waktu dibolehkan puasa. (Sulaiman Rasjid, 2007)

Hal-hal yang Membatalkan Puasa

Hal-hal yang dapat membatalkan puasa seseorang diantaranya :

a)       Makan dan minum dengan sengaja (termasuk merokok), jika seseorang makan atau minum disiang hari karena lupa maka tidak membatalkan puasa.

b)      Muntah dengan sengaja

c)       Hubungan suami istri di siang hari bulan Ramadhan

d)      Keluar darah haid atau nifas

e)       Hilang akal, orang puasa hilang akalnya (sebab gila dan sejenisnya) maka batal puasanya, namun jika hanya hilang kesadaran (sebab tidur atau pingsan) tidak batal puasanya.

f)        Keluar air mani dengan sengaja, jika keluar mani tanpa sengaja (misalnya mimpi basah disiang hari) maka tidak membatalkan puasa.

g)       Murtad, keluar dari agama Islam (Sayyid Sabiq, 2005)

Amalan Sunnah saat Puasa

Beberapa amalan sunnah yang dapat menambah pahala orang puasa adalah sebagai berikut :

a)       Segera berbuka, jika telah yakin matahari sudah terbenam

b)      Berbuka dengan sesuatu yang manis, misalnya kurma jika ada

c)       Berdoa saat berbuka puasa

d)      Makan sahur pada akhir waktu, kira-kira 15 menit sebelum fajar

e)       Memberi menu berbuka bagi orang puasa

f)        Banyak bersedekah

g)       Banyak membaca al-Quran

 

Hal-hal yang dimakruhkan saat Puasa

Hal-hal yang dimakruhkan maksudnya adalah orang puasa boleh melakukannya, tapi seyogyanya meniggalkannya. Kalau dia dapat mencegah dapat pahala, kalau melakukannya tidak batal puasanya, diantaranya :

a)       Mencium bau-bauan. Baik itu bunga, minyak, obat, makanan, minuman dan sebagainya.

b)      Berbekam (menyedot darah) baik dengan cara tradisional maupun dengan cara modern.

c)       Mencicipi sesuatu. Baik makanan, minuman, dan lain-lain walau tidak ditelan.

d)      Mengunyah-unyah benda. Baik karet, kayu, pakaian dan lain-lain.

e)       Berkumur kumur setelah tergelincir matahari hingga maghrib.

Macam-macam Puasa

Puasa ada empat macam, yakni:

1.       Puasa wajib; Puasa Ramadhan, puasa Nadzar, puasa Kafarat

2.       Puasa sunnah; Puasa enam hari di Bulan Syawal, puasa ‘Arafah, puasa ‘asyura, puasa Senin-Kamis, dan sebagainya

3.       Puasa makruh; Puasa sunnah yang dilakukan istri tanpa ijin suami, Puasa sunnah yang dilakukan seorang tamu tanpa ijin tuan rumah, Puasa seorang anak yang belum baligh tanpa seijin orang tuanya

4.       Puasa haram: Puasa pada hari raya Idul Fitri tanggal 1 Syawal, Puasa pada hari raya Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah, Puasa pada hari tasyrik 11, 12, dan 13 Dzulhijjah (Sulaiman Rasjid : 2007)

Tingkatan Puasa

1.       Puasa Umum

Puasa yang dikerjakan (pada umumnya) untuk menggugurkan kewajiban yaitu menahan diri dari makan, minum serta hubungan suami istri.

2.       Puasa Khusus

Puasa yang dikerjakan oleh para sholihin, yaitu mengekang semua anggota badan dari segala perbuatan dosa (maksiat). Untuk mencapainya harus menguasai 5 hal, yaitu :

a.       Menjaga indra mata / pandangan dari hal-hal yang dilarang oleh agama.

b.       Memelihara / menjaga lisan dari maksiat di antaranya : ghibah, dusta, adu domba, dst.

c.       Menjaga / menghindari jika terdengar hal-hal yang dilarang oleh agama.

d.       Menjaga anggota tubuh dari makan makanan yang bersifat syubhat ketika terbuka dan menjaga badan di siang hari maupun di malam hari.

e.       Tidak terlalu banyak makan saat berbuka

3.       Puasa Khawashul khawash

Puasa yang tidak hanya memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi saja.Tetapi memelihara dan mengekang hati dari tujuan hal-hal yang bersifat duniawi semata. Puasa ini hanya memikirkan Allah swt semata. Tingkatan puasa yang demikian jika memikirkan hal-hal selain Allah maka gugurlah puasanya. Puasa yang demikian ini biasa dilakukan / setingkat dengan puasa para nabi dan para shiddiqin, pada hakekatnya menghadapkan jiwa raga sepenuhnya kepada Allah semata (al-Ghazali, 2003)

Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan adalah puasa wajib yang dilaksanakan oleh umat islam selama bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan salah satu dari rukun islam. Umat islam mulai diwajibkan menjalankan puasa Ramadhan pada tahun kedua Hijriah.

Dasar Hukum

Salah satu dasar hukum pelaksanaan puasa Ramadhan adalah firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (Q.S. al-Baqarah : 183)

Penentuan Awal Puasa

Awal puasa Ramadhan dapat ditentukan melalui cara berikut :

a.       Dengan ru’yatul hilal artinya dengan melihat bulan tanggal 1 Ramadhan secara langsung atau dengan alat teropong.

b.       Dengan ilmu hisab atau perhitungan bulan oleh ahli falaq.

c.       Dengan menyempurnakan bulan Sya’ban 30 hari, apabila ru’yah terhalang (bulan tidak terlihat) (Bujairimi, 1999).

d.       Mendengarkan kabar yang mutawatir, yaitu kabar orang banyak yang tidak mungkin terjadi kebohongan.

1.      Orang yang Dibolehkan tidak Puasa Ramadhan

a.       Orang sakit

Orang yang sakit, jika untuk puasa tambah sakit, atau memperlambat kesembuhannya, maka dia boleh tidak puasa Ramadhan. Tapi dia harus mengganti di hari lain setelah Ramadhan sebelum datang Ramadhan berikutnya. Jika dia mengganti sampai setelah melewati Ramadhan berikutnya maka dia harus membayar fidyah (Bujairimi, 1999).

b.       Musafir

Yaitu orang yang bepergian sejauh (80,640 Km) baik dia itu menginap atau tidak. Dia wajib mengganti puasa yang ditinggalkannya di hari lain.

c.       Orang yang sudah lanjut usia

Orang yang sudah tidak kuasa melakukan puasa boleh tidak puasa. Tapi dia harus membayar fidiyah (ganti) berupa ¾ liter makanan pokok tiap harinya dan diberikan kepada fakir miskin.

d.       Wanita hamil dan orang yang menyusui

Wanita hamil dan menyusui boleh tidak berpuasa, kalau dia tidak puasa karena dirinya tidak kuat, maka dia harus mengganti puasanya di hari lain. Jika tidak puasa karena khawatir anaknya, sedang dirinya kuat, maka disamping harus mengganti puasa di hari lain dia harus membayar fidiyah pada fakir miskin.

e.       Orang yang kerja berat

Orang yang mempunyai pekerjaan berat dan benar-benar tidak kuat melaksanakan puasa, maka dia boleh tidak puasa dan menggantinya di hari lain.

Demikian sedikit ulasan tentang puasa, semoga bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Ramadhan tahun ini menjadi Ramadhan yang terbaik bagi kita semua.



 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Agenda Rutin Remaja Masjid: Bimbingan Membaca Al-Qur’an dan Mengasah Pengetahuan Dasar Tentang SholatLewat Teka Teki Silang Bersama Mahasiswa PPL UIN Tulungangung

  Agenda Rutin Remaja Masjid: Bimbingan Membaca Al-Qur’an dan Mengasah Pengetahuan Dasar Tentang SholatLewat Teka Teki Silang Bersama Mahasi...