Jumat, 22 Maret 2024

MATERI AKHLAKUL KARIMAH (PEMBENTUKAN KARAKTER) PONDOK RAMADHAN SMP NEGERI 1 NGUNUT 1445 H / 2024 M. (18 -23 MARET 2024)

 

MATERI AKHLAKUL KARIMAH (PEMBENTUKAN KARAKTER)
PONDOK RAMADHAN SMP NEGERI 1 NGUNUT 1445 H / 2024 M.
(18 -23 MARET 2024)
Oleh : Mahasiswa Magang UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Program Studi Pendidikan Agama Islam.
·         Fradilla Aprllia N
·         Nailil Muna
·         Muh. Ilham

PERBEDAAN ANTARA ADAB DENGAN AKHLAK.

Adab merupakan ekspresi yang lahir dari watak manusia. Ia hanyalah perangkat lahiriyah semata, tidak lebih dan bisa didapatkan melalui proses pembelajaran. Sedangkan akhlak berarti sesuatu yang melekat pada jiwa manusia yang daripadanyalah lahir perbuatan-perbuatan yang mudah tanpa melalui proses pemikiran pertimbangan atau penelitian. Dari keterangan di atas, dapat kita tarik beberapa kesimpulan di antaranya, bahwa akhlak bertalian erat dengan jiwa manusia. Sedang adab berkaitan dengan aktivitas fisik. Selainitu, akhlak memiliki karakter yang tak lekang waktu. Ia tak akan mengalami perubahan hingga kapan pun. Sementara adab dapat berubah kapan saja. Akhlak juga tidak terkontaminasi oleh tempat. Jauh berbeda dengan adab.

Pembagian akhlak berdasarkan sifatnya ada dua.

·         Akhlakul Mahmudah yaitu akhlak yang terpuji atau bisa disebut Akhlakul Karimah yaitu akhlak yang mulia.

·         Akhlakul Mazhmumah yaitu akhlak yang tercela.

Contoh akhlak tercela yang biasa dijumpai sehari hari berkata kasar, sombong, adu domba, gibah, dendam, bohong, syirik, murtad dan sebagainya. Sedangkan contoh akhlakul karimah diantaranya: ridha kepada Alah SWT, cinta dan beriman kepada Allah SWT, beriman kepada malaikat, kitab, rasul, hari akhir, takdir, taat beribadah, selalu menepati janji, melaksanakan amanah, berlaku sopan dalam ucapan dan perbuatan, qana’ah (menerima terhadap pemberian Allah SWT), tawakal (berserah diri), sabar, syukur, tawadhu’ (rendah hati), dan segala perbuatan yang baik menurut pandangan Al-Qur’an dan Hadits.

Kita sebagai umat muslim di akhir zaman tentunya sangat banyak godaan dari sana-sini untuk menggoyahkan akidah kita, menggoyahkan perilaku dan akhlak kita. Kebiasaan ikut ikutan juga merupakan hal yang harus diperhatikan. Karena harus bisa memilih mana yang bisa ditiru dan mana yang harus ditinggalkan. Namun, sebagai umat islam kita memiliki contoh suri tauladan yang baik yaitu Rasulullah SAW.

KISAH UWAIS AL QARNI

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bernama Uwais al-Qorni. Nama lengkapnya adalah Abu Amr bin Amir bin Juz’i bin Malik Al- Qorni Al-Muradi Al-Yamani. Qaran adalah salah satu marga dari suku Arab yang bernama Murad. Iadilahirkan di Qaran, sebuah desa terpencil dekat Nejed. Uwais Al-Qorni bekerja sebagai pengembala kambing, hasil kerjanya hanya cukup untuk menopang kehidupannya yang sangat sederhana. Uwais hidup bersama ibunya yang sangat ia hormati ayahnya sudah meninggal ketika Uwais masih kecil. Kesehariannya lebih banyak diisi dengan tilawah al-Qur‟an dan bertafakur menyendiri bersama hewan gembalaannya sedangkan pada malam harinyaUwais bermunajat kepada Allah.

Uwais al-Qorni adalah orang yang sangat patuh kepada Allah dan Rasul, selain itu kecintaan dan ketaatannya kepada ibunya pun sangat luar biasa. Walaupun berpenyakit sopak sejak lahir, dia sangat memperhatikan ibunya yang sudah uzur dan lumpuh. Dia tidak pernah meninggalkan ibunya sendirian ditengah kondisi lumpuh dan buta. Suatu saat Uwais al-Qorni terlambat pulang dan ibunya bertanya kepadanya: “Mengapa kau terlambat pulang nak?”, Uwais menjawab “Aku sedang melaksanakan ibadah kepada Allah agar dapat menikmati taman surga, kemudian datanglah seseorang yang menyampaikan kepadaku surge itu ada di bawah telapak kaki ibu”. Oleh karena itu Uwais mengetahui bahwa hak ibunya ada pada dirinya, maka dirawatlah ibunya dengan baik.

Suatu ketika ibunya berkata kepada Uwais,  “ Wahai anakku, mungkin ibu tak lama lagi akan bersamamu. Sungguh hati ibu sangat ingin menunaikan haji, ikhtiarkanlah agar ibu dapat mengerjakan haji.”

Mendengar permintaan ibunya Uwais al-Qorni pun termenung dan memikirkan bahwa perjalanan dari Yaman menuju Makkah sangatlah jauh dan ia tidak memiliki biaya. Uwais pun terus berfikir dan mencari solusi untuk dapat mewujudkan permintaan ibunya. Kemudian Uwais membeli seekor anak sapi dan membuatkan kandangnya di atas bukit, setiap pagi ia menggendong anak sapi itu naik turun bukit. Kelakuan Uwais memang sangat aneh, sampai masyarakat Yaman mengira bahwa Uwais telah gila. Semakin hari anak sapi itu semakin besar, maka semakin besar pula tenaga yang dibutuhkan Uwais untuk menggendong anak sapi itu. Namun karena dilakukan setiap hari maka beratnya anak sapi itu tidak terasa lagi oleh Uwais al-Qorni. Setelah beberapa waktu berlalu, tibalah waktunya musim haji dan berat anak sapi itu sudah mencapai 100 kg, begitu juga otot Uwais yang makin kuat. Ternyata barulah diketahui maksud Uwais menggendong anak sapi setiap hari adalah latihan untuk menggendong ibunya melaksanakan haji. Uwais menggendong ibunya dari Yaman menuju Mekkah, ia rela melakukan perjalanan jauh dan sulit demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya thawaf di Ka’bah ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak berdoa.“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais. “Bagaimana dengan dosamu ?” tanya sang ibu keheranan. Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.” Itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun memberikan karunia untuknya, Uwais seketika itu juga sembuh dari penyakit sopaknya hanya tertinggal bulatan putih di tengkuknya.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Agenda Rutin Remaja Masjid: Bimbingan Membaca Al-Qur’an dan Mengasah Pengetahuan Dasar Tentang SholatLewat Teka Teki Silang Bersama Mahasiswa PPL UIN Tulungangung

  Agenda Rutin Remaja Masjid: Bimbingan Membaca Al-Qur’an dan Mengasah Pengetahuan Dasar Tentang SholatLewat Teka Teki Silang Bersama Mahasi...