Jumat, 15 Oktober 2021

SEJARAH DAN TRADISI MAULID NABI MUHAMMAD SAW

 

SEJARAH DAN TRADISI MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Oleh : Siti Mudalivah

Mahasiswa UIN Sayyid Ali Ramatullah Tulungagung

Mengajar PAI dan Budi Pekerti di SMPN 1 Ngunut


Apa yang kamu ketahui tentang Maulid Nabi Muhammad SAW ? Tentu banyak yang mengetahui tentang Maulid Nabi Muhammad SAW, namun lebih baiknya kita mengupas lebih banyak mengenai perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan lahirnya Nabi Muhammad SAW di muka bumi ini. Seperti kebanyakan yang dituliskan pada buku-buku pelajaran, Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal Tahun Gajah atau 570 Masehi, tepatnya pada hari Senin di kota Makkah

Pada tahun 1443 H ini, tanggal 12 Rabi’ul Awwal bertepatan pada tanggal 19 Oktober 2021. Sehingga kebanyakan masyarakat muslim memperingati pada tanggal tersebut. Namun, banyak juga yang memperingati sebelum tanggal 12 Rabi’ul Awwal atau bahkan sesudah tanggal tersebut. Asalkan masih dalam masa bulan Rabi’ul Awwal.

Hal ini merupakan kecintaan atas anugerah datangnya manusia paling sempurna di muka bumi ini yang membawa risalah dari Allah SWT bagi manusia. Ekspresi kecintaan umat Islam di Indonesia  diwujudkan dengan berbagai macam acara seperti pembacaan Barzanji (Riwayat Hidup Nabi), ceramah keagamaan, dan juga perlombaan, seperti lomba baca Al-Qur’an, lomba adzan, lomba shalawat, dan sebagainya.

Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad merupakan putra dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab. Abdullah sang ayah dari Nabi Muhammad SAW merupakan seorang pedagang yang sering bepergian ke Negeri Syam. Namun, disaat istrinya Siti Aminah tengah mengandung Nabi Muhammad SAW, Abdullah meninggal dunia. Sehingga, Nabi Muhammad SAW lahir tanpa seorang ayah atau disebut sebagai anak yatim.

Ketika Nabi Muhammad SAW lahir , sudah menjadi kebiasaan yang melekat di masyarakat Arab untuk menyusukan bayi yang baru lahir kepada wanita-wanita pedesaan. Hal ini supaya si bayi bisa tumbuh di lingkungan yang udaranya masih bersih. Begitupun dengan sang Nabi, beliau disusukan kepada seorang wanita dari Bani Sa’ad bernama Halimah binti Abu Dzu’aib.  Nabi Muhammad SAW diasuh oleh Halimah selama kurang lebih 4 tahun, saat itu Halimah sangat menyayangi Nabi dan menganggap sebagai anaknya sendiri. Saat itu pula, Halimah mendapatkan keberkahan yang luar biasa ketika mengasuh sang Nabi.

Setelah berumur 5 tahun, Nabi Muhammad SAW sudah tinggal bersama ibu dan kakeknya bernama Abdul Muthallib. Suatu hari, ketika Nabi berusia 6 tahun, beliau diajak ibunya untuk berkunjung ke makam sang ayah bersama Halimah dan Ummu Aiman. Setelah perjalanan dari makam dan hendak menuju pulang ke Makkah, di tengah perjalanan Siti Aminah jatuh sakit. Sehingga rombongan tersebut harus singgah di perkampungan bernama Al-Abwa’. Di perkampungan tersebut, ibunya meninggalkan Nabi untuk selama-lamanya dan dimakamkan di kampung tersebut. Setelah itu, Nabi diasuh oleh sang kakek selama 2 tahun dan dilanjutkan oleh sang paman bernama Abu Thalib.

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, menurut catatan Tsauri dalam sejarah Maulid Nabi (2015), perayaan Maulid Nabi sudah dilakukan oleh masyarakat Muslim di bangsa Arab sejak tahun kedua hijriyah. Saat itu, Khaizuran (170 H/786 M) merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid yang merupakan sosok berpengaruh selama masa pemerintahan tiga khalifah dinasti Abbasiyah, datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk mengadakan perayaan untuk kelahiran Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi. Setelah dari Madinah, Khaizuran berkunjung ke Makkah dan memberi perintah kepada penduduk Makkah untuk mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW di rumah-rumah mereka. Karena Khaizuran merupakan sosok yang mempunyai pengaruh besar pemerintahan, Khaizuran mampu menggerakkan masyarakat Muslim di Arab. Hal ini dilakukan agar teladan, ajaran, dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad SAW bisa terus menginspirasi warga Arab dan umat Islam pada umumnya. Inti dari inti dari perayaan Maulid Nabi adalah untuk memperkenalkan Nabi Muhammad SAW kepada setiap generasi. Karena dengan mengenal maka akan ada pintu untuk umat Islam bisa mencintai Nabinya.

Nilai dan Makna Maulid Nabi Muhammad SAW

Dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW juga memiliki nilai dan makna tersendiri, yaitu:

1.      Pertama, nilai spiritual. Dengan adanya peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW akan menumbuhkan rasa cinta dan lebih mengenal Nabi Muhammad SAW. Selain itu, dengan mengungkapkan kegembiraan atas lahirnya Nabi Muhammad SAW merupakan bentuk cerminan rasa cinta dan penghormatan terhadap Nabi sang pembawa rahmat bagi seluruh alam. Begitu juga dengan kegembiraan yang dirasakan oleh Abu Jahal ketika Nabi lahir, rasa kegembiraan itulah yang dapat mengurangi siksa kubur yang ia jalani setiap hari Senin. Bagaimana jika umat Islam yang mempunyai rasa tersebut dibarengi dengan keimanan? Tentunya akan membuat kita semakin dekat dan mengenal kepada beliau.

2.      Kedua, nilai moral. Begitu banyak akhlak terpuji yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, dengan mengingat kisah teladan yang dialami oleh Nabi, dan kita tiru dalam kehidupan sehari-hari. Maka, dalam kegiatan Maulid Nabi, sering kali kita mendapat nasehat dan wejangan dari para ulama di pengajian agar kita selalu dalam tuntunan dan bimbingan agama.

3.      Ketiga, nilai sosial dan persatuan. Adanya kegiatan Maulid Nabi, maka warga akan mengadakan berbagai acara yang diadakan secara beramai-ramai seperti pengajian, majlis maulid, barzanji, dan lain sebagainya. Dengan begitu maka akan saling mempererat tali silaturahmi, menjunjung nilai sosial dan memperkuat hubungan persatuan.

Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia

Memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW sudah menjadi tradisi budaya bagi masyarakat muslim di Indonesia dalam mengekspresikan rasa cintanya kepada sang baginda Nabi. Masyarakat Jawa misalnya, merayakan maulid nabi dengan membaca manakib Nabi Muhammad dalam Kitab Maulid Barzanji, Maulid Simtud Dhurar, Diba’, Saroful Anam, Burdah, dan lain-lain. Selesai membaca manakib Nabi Muhammad SAW, masyarakat biasanya menyantap makanan bersama-sama yang disediakan secara gotong royong oleh warga. Masyarakat muslim tidak hanya bergembira merayakan kelahiran Nabi, tetapi juga bersyukur akan teladan, bimbingan, dan tuntunan yang dibawa oleh Nabi.

Berbeda dengan masyarakat Jawa, di Sulawesi Selatan masyarakat muslim merayakan maulid dengan cara yang unik. Perayaan Maulid ini dinamakan Maudu Lompoa atau Maulid Akbar. Maudu Lompoa berarti Maulid Besar atau lebih dikenal sebagai puncak peringatan Maulid. Bahkan perayaannya lebih ramai dari Hari Raya Idul Fitri. Dalam perayaan ini, warga mengarak replika perahu pinisi yang dihias beraneka ragam kain sarung dan dipamerkan di tepi sungai. Setelah dipamerkan, replika perahu sepanjang lima meter tersebut diangkat dan diarak warga keliling desa. Sepanjang acara, tabuhan gendang atau seni musik Gandra Bulo khas masyarakay lokal terus terdengar. Di dalam perahu, disimpan makanan nasi ketan khas makassar atau biasa disebut Songkolo dan dihias telur berwarna-warni. Sajian makanan ini melambangkan bahtera yang membawa berkah bagi mayarakat. Setelah prosesi arak selesai, makanan ini dipersembahkan dalam puncak Maudu Lompoa di Baruga, yang dipimpin oleh pemimpin ritual yang biasa disebut Sayye. Secara historis, perayaan Maudu Lompoa ini melambangkan sejarah masuknya agama Islam di wilayah selatan pulau Sulawesi yang dibawa oleh pedagang Arab.

Selain itu, beberapa daerah lain juga memiliki tradisi masing –masing dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, seperti masyarakat Madura juga mempunyai tradisi Muludhen, masyarakat Minang memiliki tradisi Bungo Lado, Warga Kudus mempunyai tradisi Kirab Ampyang, dan sebagian masyarakat lain menggunakan tradisi Grebeg Maulud.

Sekian dari yang dapat kita sampaikan, Semoga bermanfaat ! Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1443 H


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Agenda Rutin Remaja Masjid: Bimbingan Membaca Al-Qur’an dan Mengasah Pengetahuan Dasar Tentang SholatLewat Teka Teki Silang Bersama Mahasiswa PPL UIN Tulungangung

  Agenda Rutin Remaja Masjid: Bimbingan Membaca Al-Qur’an dan Mengasah Pengetahuan Dasar Tentang SholatLewat Teka Teki Silang Bersama Mahasi...