HATI YANG ISTIQOMAH
Oleh :
Bpk. Haji IMAM MAHMUDI, M.Pd.I
KHUTBAH
PERTAMA :
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
Pada
kesempatan yang mulia ini, di tempat yang muila ini, di hari yang mulia ini,
marilah kita selalu menjaga dan meningkatkan mutu keimanan dan kualitas
ketakwaan yang dibangun karena mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan bukan keridhaan manusia, ketaqwaan yang dilandasi karena ilmu yang
bersumber dari Al – Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW, dan ketaqwaan yang
dibuktikan melalui amal dengan cara menjalankan setiap perintah Allah dan
Nabi-Nya karena mengharap rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berusaha
semaksimal mungkin menjauhi dan meninggalkan setiap bentuk larangan Allah dan
Rasulullah SAW karena takut terhadap azab dan siksa Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
Sebenarnya
yang menjadi pangkal utama sehingga seseorang akan mendapatkan kebahagiaan
didunia dan memperoleh rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala serta selamat
dari azab-nya pada hari kiamat kelak adalah sejauh mana dia dapat menjaga dan
memelihara hatinya sehingga selalu condong dan mempunyai ketergantungan hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai satu
– satunya dzat yang selalu membolak – balikkan hati setiap hambaNya sebagai
salah satu kehendak-Nya, dan bukan justru sebaliknya, dimana hatinya selalu
condong kepada hawa nafsunya dan tipu daya syetan La’natullah Alaihi.
Karena pada dasarnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat
ketampanan dan kecantikan wajah kita, tidak pula melihat kemulusan dan
kemolekan tubuh kita, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya akan melihat
hati dan amal perbuatan kita. Manakala hati seseorang bersih, maka akan membawa
dampak kepada kebaikan seluruh anggota tubuhnya, begitu sebaliknya jika hati
seseorang telah rusak maka rusaklah seluruh anggota tubuhnya, sebagaimana hal ini
pernah diisyaratkan oleh Rasulullah Sallallaahu ‘alaihi wa salam dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al – Bukhari, 1/20 :
“
Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh ini ada segumpal daging. Jika ia baik,
maka baiklah seluruh anggota tubuhnya dan jika rusak, maka rusaklah seluruh
anggota tubuh. Ketahuilah, ia adalah hati. “ (HR. Al – Bukhari).
Karena
itulah Ma’asyiral muslimin , hati mempunyai peranan yang sangat vital dalam
diri seseorang dan menjadi sentral bagi anggota tubuh lainnya sehingga
keberadaannyalah yang dapat menentukan baik buruknya dan hitam putihnya seluruh
amalan dan aspek kehidupan seorang muslim.
Tentu
yang demikian tidak sebagaimana yang dipahami oleh kebanyakan manusia, khusunya
kaum muslimin dimana kalau kita perhatikan kondisi kebanyakan mereka, niscaya
kita akan menyaksikan suatu fenomena yang sangat memprihatinkan dan
menyedihkan. Mereka memahami bahwa tolak ukur kebahagiaan seseorang sekedar
denganpenampilan lahiriyah dan materi belaka, sehingga mereka sibuk dengan
kehidupan dunianya, memperkaya diri, memperindah dan mempercantik diri dengan
berbagai macam bentuk keindahan dunia namun pada saat yang sama, mereka lalai
dengan keindahan, kebersihan, serta kesucian batin yang akhirnya justru dapat
menyelamatkan mereka, baik didunia maupun di Akhirat kelak. Marilah kita
renungkan sebuah ayat sebagai bantahan
Allah terhadap mereka, sebagaimana firman-Nya :
وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّن قَرْنٍ هُمْ
أَحْسَنُ أَثَاثًا وَرِءْيًا {74}
“Berapa
banyak umat yang telah kami binasakan sebelum mereka, sedang mereka adalah yang
lebih bagus alat rumah tangganya dan lebih sedap dipandang mata. “(QS :
Maryam : 74).
Dalam
ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي اْلأَرْضِ فَيَنظُرُوا
كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ كَانُوا أَكْثَرَ مِنْهُمْ
وَأَشَدَّ قُوَّةً وَءَاثَارًا فِي اْلأَرْضِ فَمَآأَغْنَى عَنْهُم مَّاكَانُوا
يَكْسِبُونَ {82}
“Maka
apakah mereka tidak mengadakan perajalanan dimuka bumi lalu memperhatikan
bagaimana kesudahan orang – orang yang sebelum mereka. Orang – orang sebelum
mereka itu lebih hebat kekuatannya dan ( lebih banyak ) bekas – bekas mereka di
muka bumi, maka apa yang merka usahakan itu tidak dapat menolong mereka,” (QS :
Al – Mu’minun : 82).
Dua ayat
diatas, cukuplah memberikan penjelasan dan informasi kepada kita bahwa segala sesuatu
yang mereka usahakan dan mereka nikmati ternyata tidak berguna dan tidak dapat
menyelamatkan mereka. Na’udzubillahi min dzalik.
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
Oleh
karenanya, keindahan batin dan keselamatan hati merupakan dasar dan pondasi
keberuntungan di dunia dan di hari kiamat kelak. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman :
يَابَنِى ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ
لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ
ذَلِكَ مِنْ ءَايَاتِ اللهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ {26}
“Hai
anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi auratmu
dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian taqwa itu adalah yang baik. Yang
demikian itu adlah sebagian dari tanda – tanda kekuasaan Allah, mudah – mudahan
mereka selalu ingat.” (QS
: Al – A’raf : 26).
Sesungguhnya
perkara hati merupakan perkara agung dan kedudukannya pun sangat mulia,
sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan kitab – kitab sucinya untuk
memperbaiki hati, dan Dia diutus para Rasul untuk menyucikan hati, membersihkan
dan memperindahnya. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
يَآأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم
مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ
لِّلْمُؤْمِنِينَ {57}
“Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh
bagipenyakit – penyakit ( yang berada ) dalam dada dan petunjuk serta Rahmat
bagi orang – orang yang beriman.” (QS
: Yunus : 57).
Ajaran
yang paling besar yang dibawa oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah memperbaiki hati. Maka tidak ada cara untuk menyucikan dan memperbaiki
hati kecuali cara yang ditempuh Beliau Sallallahu ‘alaihi wa salam.
Dengan demikian seseorang akan memahami bahwa hatinya merupakan tempat bagi
cahaya dan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang dengannya seseorang
dapat mengenal Rabbnya, mengenal nama – nama-Nya, dan sifat – sifat-Nya, serta
dapat menghayati ayat – ayat syar’iyyah Allah, dengannya seseorang dapat
merenungkan ayat – ayat Kauniah-Nya serta dengannya seseorang dapat menempuh
perjalanan menuju akhirat, karena sesungguhnya perjalanan menuju Allah Subhanahu
wa Ta’ala adalah perjalanan hati bukan perjalanan jasad.
Al
– Imam Ibnu Qayyim Al – Jauziyah menuturkan didalam salah satu kitab Beliau, “
Hati yang sehat, yaitu hati yang selalu terjaga dari Syirik, sifat dengki, iri
hati, kikir, takabur, cinta dunia, dan jabatan. Ia terbebas dari semua penyakit
yang akan menjauhkannya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia selamat dari
setiap syubhat yang menghadangnya. Ia terhindar dari intaian syahwat yang
menentang jati dirinya, dan ia terbebas dari segala keinginan yang akan
menyesaki tujuannya. Ia akan terbebas dari segala penghambat yang akan
menghalanginya dari jalan Allah. Inilah hati yang sehat di surga dunia dan surga
di alam kubur, serta surga di hari kiamat. Keselamatan hati tidak akan
terwujud, kecuali dengan terjaga dari 5 perkara, yaitu syirik yang bertentangan
dengan tauhid, dari bid’ah yang berhadapan dengan sunnah, dari syahwat yang
menghambat urusannya, dari ghaflah ( kelalaian ) yang menghilangkan dzikir
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dari hawa nafsu yang akan menghalangi
ikhlas.” ( Al – Jawab Al – Kahfi, 1 : 176 ).
Ibnu
Rajab Al – Hambali pernah berkata, “Keutamaan itu tidak akan diraih dengan
banyaknya amal jasmani, akan tetapi akan diraih dengan ketulusan niat pada
Allah Subhanahu wa Ta’ala benar, lagi sesuai dengan sunnah Nabi dan
dengan banyaknya pengetahuan dan amalan hati.” ( Mahajjah fi Sair ad-Daljah,
Hal. 52 ).
Ini
semua menunjukkan bahwa dasar keimanan atau kekufuran, hidayah atau kesesatan,
keberutungan atau kenistaan tergantung pada apa yang tertanam di dalam hati
seorang hamba.
Abu
Hurairah pernah menuturkan, bahwa Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda :
“
Sesungguhnya, Allah tidak melihat kepada jasadmu dan tidak pula kepada
bentukmu, akan tetapi Dia melihat kepada hati kamu, kemudian menunjuk ke
dadanya dengan telunjuk.” ( HR. Muslim no. 2564 ).
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
Denikian
agungnya keutamaan dan urgensi hati seseorang dihadapan Allah Subhanahu wa
Ta’ala sehingga kita dapat mengetahui kebanyakan sumpah Rasulullah Sallallahu
‘alaihi wa Sallam diucapkan dengan ungkapan :
“ Tidak,
demi dzat yang membolak – balikkan hati”
Dan
diantara do’a Beliau adalah :
“
Ya Allah, Dzat yang membolak – balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.
“
Hal
yang demikian, karena pada dasarnya kadangkala hati seseorang bisa mengeras,
seperti batu atau bahkan lebih keras dari itu sehingga ia akan jauh dari Allah Subhanahu
wa Ta’ala, rahmat-Nya, dan dari ketaatan-Nya. Dan sejauh – jauh hati dari
Allah Subhanahu wa Ta’ala hati yang kasar, dimana peringatan perkataan
tidak menjadikannya berilmu, sehingga seseorang yang memiliki hati yang demikian
didalam dadanya, maka hatinya tidak memberikan manfaat apa – apa baginya, dan
tidak akan melahirkan sesuatu pun, kecuali kejahatan. Sebaliknya hati yang
lembut, yang takut dan tunduk merendahkan diri terhadap Penciptanya, Allah Subhanahu
wa Ta’ala, serta selalu mendekatkan diri kepada-Nya, mengharapkan
rahmat-Nya dan menjaga ketaatannya, maka pemiliknya akan mempunyai hati yang
bersih, selalu menerima kebaikan.
Maka
dari itulah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggarisbawahi bahwa keselamatan
di hari kiamat kelak sangat tergantung pada keselamatan, kebersihan, dan
kebaikan hati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
يَوْمَ لاَيَنفَعُ مَالٌ وَلاَبَنُونَ {88}
إِلاَّ مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ {89}
“ Di hari yang mana harta dan
anak laki – laki tidak berguna, kecuali orang – orang yang menghadap Allah
dengan hati yang bersih.” ( QS : Asy – Syu’ara’ : 88 – 89 ).
Dengan
demikian, marilah kita bersungguh – sungguh dalam menjaga hati dan senantiasa
mengawasinya, dimana dan kapan saja waktunya, karena ia satu – satunya anggota
tubuh kita yang paling besar bahayanya, paling mudah pengaruhnya,dan paling
sulit mengurus dan memperbaikinya. Wallahul Musta’an
KHUTBAH KEDUA
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Di dalam sebuah hadits yang bersumber
dari Miqdad bin Al-Aswad,ia menceritakan,Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Sungguh,hati anak Adam (manusia) itu sangat (mudah).
Berbolak-balik daripada bejana apabila ia
telah penuh dalam keadaan mendidih.”(HR.Ahmad,no.24317)
Kemudian Al-Miqdad berkata”Sesungguhnya orang yang beruntung (bahagia) itu
adalah orang yang benar-benar terhindar dari berbagai fitnah(dosa).” Ia
mengulangi ucapannya tiga kali,sambil
memberikan isyarat bahwa sebab berbolak-balik dan berubah adalah dosa-dosa yang
berdatangan menodai hati. .
Maka dari itu, agar hati kita tidak
mudah terpeleset dan menyimpang dari kebenaran dan cahaya dari Allah Subhanallahu wa ta’ala, bahkan sampai
tertutup dan terkunci karena hawa nafsu yang membelitnya serta segala hal yang
dapat merusak dan membinasakannya,maka perlu adanya usaha-usaha penjagaan
terhadap hati yang bersifat kuratif dan kontinyu, sekaligus resep (obat)
sebagai usaha preventif agar bisa selamat dari segala bentuk penyakit-penyakit
hati yang mematikan.
Diantara hal yang dapat menyebabkan
hati seseorang menjadi tenang dan bersih adalah amalan memperbanyak membaca
ayat-ayat Al-quran dan mendengarkannya, karena Al-quran merupakan penawar yang
ampuh dari penyakit syubhat dan nafsu syahwat yang keduanya merupakan inti
penyakit hati seseorang. Di dalamnya terdapat penjelasan-penjelasan yang akurat
yang membedakan yang haq dari yang batil, sehingga syubhat akan hilang, dan di
dalamnya terdapat hikmah, nasihat yang baik, mengajak zuhud di dunia, dan
menghimbau untuk lebih mengutamakan kehidupan akhirat, sehingga penyakit nafsu
syahwat akan hilang. Allah Subhanahu wa
ta’ala berfirman :
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَن كَانَ لَهُ
قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ {37}
Artinya:
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan
bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya,
sedang dia menyaksikannya.” (Qaf:37)
*
Allah telah menurunkan pearkataan yang
paling baik(Yaitu) Al-Quran yang serupa
(mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, kulit orang-orang yang takut
kepada Rabb-nya, gemeter karenanya, kemudian kulit dan hati mereka menjadi
tenang di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu dia
menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن كَذَبَ عَلَى اللهِ
وَكَذَّبَ بِالصِّدْقِ إِذْ جَآءَهُ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى
لِّلْكَافِرِينَ {32}
Dan
barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pemberi petunjuk pun
baginya.” (Az-Zumar: 32)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Quran
yang menunjukkan demikian. Ini menunjukkan bahwa Al-Quran adalah sesuatu yang
paling agung yang dapat melembutkan hati,bagi yang membaca, mendengarkan,dan
merenungkannya, serta mengamalkannya dalam perilaku kehidupan sehari-hari
Diantara usaha yang dapat menenangkan
hati adalah dengan mengambil pelajaran terhadap kejadian dan peristiwa serta
kehancuran yang menimpa umat-umat terdahulu akibat kemaksiatan yang mereka
lakukan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
فَكَأَيِّن مِّن قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا وَهِيَ
ظَالِمَةٌ فَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا وَبِئْرٍ مُّعَطَّلَةٍ وَقَصْرٍ
مَّشِيدٍ {45} أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي اْلأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ
يَعْقِلُونَ بِهَآ أَوْ ءَاذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لاَتَعْمَى
اْلأَبْصَارُ وَلَكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ {46}
Artinya:”Berapalah banyaknya kota yang kami telah membinasakannya yang
penduduknya dalam keadaan zhalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi
atap-atapnya, dan(berapa banyak pula) sumur yang telahditinggalkan dan istana
yang tinggi. Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka
mempunyai hati yang denganitu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang
dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta,tetapi
yang buta, alah hati yang berada di dalam dada.” (Al-Hajj:45-46)
Kemudian di antara yang dapat
menenangkan hati adalah dengan banyak mengingat Allah Subhanahu wa ta’ala dalam situasi dan kondisi apa pun. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ
اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ
إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ {2}
Artinya:”Sesungguhnya orang-orang
yang beriman itu adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah, maka gemetarlah hati mereka, dan apabila
dibacakankepada mereka ayat-ayat-Nya, maka bertambahlah iman mereka(karenanya),
dan kepada Rabb merekalah mereka bertawakal.”(Ar-Rad:28)
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم
بِذِكْرِ اللهِ أَلاَبِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ {28}
“(Yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram.”(Ar-Rad:28)
Dan termasuk penjagaan hati adalah
menerima secara total setiap perintah Allah Subhanahu
wa ta’ala dan mengamalkannya serta menjauhi setiap larangannya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
وَإِذَا مَآأُنزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُم مَّن
يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَذِهِ إِيمَانًا فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا
فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ {124} وَأَمَّا الَّذِينَ فِي
قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ
كَافِرُونَ {125}
Artinya : “Dan apabila diturunkan suatu surat,maka di antara mereka (orang-orang
munafik) ada yang berkata, ‘Siapa diantara kamu yang bertambah imannya dengan
(turunnya) surat ini?’ adapun orang yang beriman, maka surat ini menambah
imannya,sedang mereka merasa gembira. Dan adapun orang yang di dalam hati mereka
ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping
kekafirannya (yang telah ada), dan mereka mati dalam keadaan kafir,”(At-
Taubah: 124-125)
Dan Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
وَإِذَا مَآأُنزِلَتْ سُورَةٌ نَّظَرَ بَعْضُهُمْ
إِلَى بَعْضٍ هَلْ يَرَاكُم مِّنْ أَحَدٍ ثُمَّ انْصَرَفُوا صَرَفَ اللهُ
قُلُوبَهُم بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَيَفْقَهُونَ {127}
Artinya: “Dan apabila diturunkan satu surat, sebagian mereka memandang kepada
sebagian yang lain (sambil berkata), ‘Adakah seorang dari (orang-orang
muslimin) yang melihat kamu ?’ Sesudah itu pun mereka pergi. Allah telah
memalingkan hati mereka disebabkan mereka dalah kaum yang tidak mengerti (At-Taubah:127)
Dan di antara amalan yang dapat menjaga
hati seseorang dan membuatnya lembut adalah turut merenungkan keadaan
orang-orang sakit, orang fakir miskin, serta orang orang yang telah tertimpa
musibah dan cobaan. Karena dengan mengunjungi orang sakit dan melihat kondisi
dan penderitaan mereka akibat penyakit yang dideritanya, maka kita bisa menilai
nikmat, begitu juga manakala kita melihat keadaan orang-orang fakir miskin dan
anak yatim, dan merenungkan apa yang menjadi kebutuhan mereka, tentu kita akan
merasakan dan mengetahui nikmat Allah
Subhanahu wa ta’ala yang telah dianugrahkan kepada kita sehingga dapat
menenangkan hati kita. Namun manakala kita mengabaikan hal-hal yang demikian,
maka yang demikian, dapat membuat hati-hati kita mengeras.
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ
رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلاَتَعْدُ عَيْنَاكَ
عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلاَتُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا
قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا {28}
“Dan
bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan
senja hari dengan mengharap (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini,dan janganlah kamu
mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat kami serta
menuruti hawa nafsunya,dan keadaannya
itu melewati batas.” (Al-Kahfi:28)
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
Di samping kita memperhatikan dan
menghiasi hati-hati kita dengan hal-hal tersebut diatas, maka sebagai bentuk
penjagaan kita juga harus senantiasa menghindari hal-hal yang dapat mengotori
hati kita, merusak, menodai dan mencemarkan hati-hati kita. Tidak sibuk dan
mudah terpercaya dengan kenikmatan dunia yang melalaikan,terbiasa dan
membiarkan mata memandang hal-hal yang diharamkan baik melalui televisi ataupun video , dari
segala bentuk siaran sinetron, ataupun gambar-gambar yang terdapat pada surat
kabar ataupun majalah, mendengarkan music dan menikmati nyanyian seorang
penyanyi, ataupun menyibukkan diri dengan olah raga tertentu, baik mengikuti
perkembangannya, melihatnya secara berlebihan sampai banyak menyita sebagian
besat waktu yang ada.
Dan diantara yang dapat mengotori dan
merusak hati adalah makan makanan yang haram, dan berteman dengan pelaku dosa
dan maksiat.
Ibnu Abbas berkata,”Sesunggguhnya kebijakan itu menyebabkan
cahaya di dalam hati, sinar wajah, kekuatan pada jasmani, melapangkan rizki
dan menimbulkan rasa kasih sayang
terhadap sesama. Sedangkan keburukan (dosa) menyebabkan kegelapan di dalam hati, kemuraman pada muka,
kelemahan pada jasmani, mengurangi rizki, dan menimbulkan rasa benci terhadap
sesama.”(Madarij As-Salikin,1:424)
Semoga kita yang hadir di majelis yang
mulia ini, termasuk golongan yang akan mendapat penjagaan dari Allah Subhanahu wa ta’ala, sehingga hati kita
senantiasa selamat dan bersih dari segala sesuatu yang dapat menodai dan
merusaknya.Amin ya rabbal ‘alamin
Ditulis ulang oleh remaja masjid :
Elvin Farisqi kelas 8A
Reyhan Adivara Maulana kelas 8A
Muadzin : bpk. Budi Wahono
Kegiatan sholat Jumat diikuti oleh siswa siswi SMPN 1 Ngunut kelas VII
Tidak ada komentar:
Posting Komentar