ADAB BERSOSIAL MEDIA DALAM PANDANGAN ISLAM
Oleh : SITI MUDALIVAH
Mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Perkembangan zaman
menuntut manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial tidak terlepas dari teknologi
media sosial seperti di zaman sekarang ini. Penggunaan media sosial, seperti Facebook,
Twitter, Instagram, Telegram, dan Whatsapp, seolah-olah sudah menjadi kebutuhan
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Ada yang sekadar ingin mengekspresikan
hal-hal yang ada pada dirinya lalu diperlihatkan
kepada orang lain, baik secara sadar maupun tidak, dengan mengabaikan privasinya
sehingga menjadi konsumsi publik dengan saling memberi komentar. Ada juga orang
yang menggunakan media sosial sebagai sarana dakwah, bisnis, silaturahmi,
sarana informasi dan komunikasi, bahkan komunikasi dengan orang yang belum dikenal
sebelumnya.
Sebagai makhluk
sosial, bersosialisasi dengan orang lain sudah menjadi kebutuhan, namun seorang
muslim hendaklah santun dalam bersosialisasi, baik secara langsung maupun dengan
menggunakan media sosial. Seorang muslim harus dapat menjaga perasaannya agar
jangan sampai terbawa emosi, serta menjaga perasaan orang lain maupun golongan /
kelompok. Seorang muslim harus dapat membedakan mana yang pantas dan tidak pantas
untuk disampaikan, privasi pribadi dan privasi orang lain juga harus dihormati dan
dijunjung tinggi. Jangan sampai media sosial digunakan untuk ajang berdusta atau
berbohong dengan membuat berita hoax, berkata-kata buruk / kotor seperti mengumpat,
sombong / ria / pamer, iri hati, merendahkan orang / kelompok lain, mengadu domba
tanpa menghomati perasaan orang lain / kelompok lain demi kepuasan pribadi / kelompoknya.
Oleh karena itu, media sosial yang seharusnya menjadi sarana komunikasi yang
menyenangkan justru dapat menjerumuskan penggunanya kepada permusuhan dan kemungkaran.
Fasilitas yang tersedia yang memudahkan penggunanya untukbersosialisasi hendaknya
dimanfaatkan sebaikmungkin dengan saling menghormati satu sama lain, karena apa
yang kita lakukan di dunia ini akan dihisab dan dipertanggungjawabkan di dunia dan
akhirat.
Dalam Islam
dikenal juga dengan ilmu akhlak. Ilmu akhlak mengatur kehidupan sehari-hari seperti dengan konsep
Etika. Etika berbicara tentang baik dan buruk. Praktik etika dalam
bahasa Arab disebut adab atau tatakrama yang bersumber dari al-Qur’an dan As-Sunnah.
Oleh karena itu, Islam mempunyai adab yang harus
dilaksanakan bagi seorang muslim dalam bermain media sosial, yaitu :
A. Etika Bermedia Sosial
saat memposting
1. Berbicara dengan Kalimat
yang Baik
Perkataan adalah sesuatu
yang akan dihisab di akhirat nanti, sehingga kita harus menjaga setiap
perkataan baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Allah SWT berfirman :
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا
Artinya : Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar (Q.S
Al-Ahzab : 70)
Pada ayat
tersebut mengatakan bahwa “katakanlah perkataan yang benar”,
sehingga dapat kita ambil inti dari ayat tersebut berdasarkan kitab-kitab
tafsir ada dua hal, diantaranya: perkataan yang jujur dan tidak dusta, dan
perkataan yang baik dan tidak buruk
2. Postingan Ketaatan Dan Kemaksiatan
Apabila
kita memposting
sesuatu yang berkaitan dengan ketaatan kepada Allah seperti nasehat,
peringatan, kajian agama, dakwah, dan lain sebagainya maka Allah akan
memberikan pahala atas postingan tersebut selama postingan itu ada. Jika
ternyata ada orang yang berubah menjadi lebih baik karena sebab postingan kita
maka Allah akan memberikan kita pahala sebagaimana pahala orang yang
mengerjakan kebaikan yang kita sampaikan.
Kebalikan
dari pada itu, apabila kita memosting hal-hal yang berkaitan dengan kemaksiatan
kepada Allah seperti, mengajak pada kemungkaran, ujaran kebencian,
mengolok-olok pihak lain, gambar atau video yang terbuka aurat, dan lain
sebagainya maka Allah akan memberikan dosa atas postingan tersebut selama
postingan itu ada.
3. Perbanyak
Postingan yang Bermanfaat
Saat ini
banyak sekali postingan yang tidak bermanfaat beredaran dimana-mana, baik di
facebook, instagram, telegram, whatsapp maupun youtube seperti video tik-tok,
meme yang tidak senonoh, bahkan kabar burung (hoaks).
Untuk mengurangi hal tersebut, maka dari itu perbanyaklah postingan yang
bermanfaat untuk diri kita dan seluruh masyarakat penghuni internet (netizen).
4. Berpikir
Sebelum Memposting
Apabila
kita memposting sesuatu hal di media
sosial maka postingan yang kita buat dapat dilihat, direkam, disebarkan dan
dimanipulasi oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. Sehingga, jika postingan
kita mengandung hal-hal yang negatif kemudian dilaporkan disertai bukti jejak
digital yang valid maka mau tidak mau kita akan menanggung resikonya. Apalagi
jika postingan kita adalah postingan yang berbau maksiat, tentu postingan itu
akan menjerumuskan kita ke dalam neraka. Maka dari itu berfikirlah terlebih
dahulu terhadap dampak postingan tersebut sebelum mempostingnya
di media sosial.
B. Etika Media Sosial saat
Menyebarkan Informasi
Berikut
ini beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menyebarkan informasi yang
ada di internet maupun media sosial :
1. Tidak asal menyebarkan
informasi
Gegabah dalam menyebarkan
informasi adalah perbuatan yang buruk. Bahkan ia cukup untuk dicap sebagai pendusta karena
menyebarkan apa saja yang ia dengar tanpa klarifikasi.
2. Konfirmasi Kebenaran
Berita
Banyak diantara kita yang
terpengaruh pada berita yang cukup menghebohkan sehingga terpancing untuk
menyebarkannya keseluruh akun media sosialnya. Inilah kurangnya etika yang
sangat disayangkan karena hampir sebagian besar penghuni internet pernah
melakukannya. Akibatnya, banyak kehormatan seseorang jatuh dan buruk nama
baiknya karena tersebarnya informasi-informasi miring yang sudah menyebar luas
ke mana-mana. Bahkan perbuatan ini juga dapat memecah belah persaudaraan kita.
Di dalam Islam, kita
diperintahkan untuk menjaga kehormatan seseorang. Kita tidak diperkenankan
untuk menyebarkan informasi yang menjatuhkan kehormatan seseorang tanpa
mengetahui kebenarannya terlebih dahulu. Perhatikanlah firman
Allah SWT berikut ini :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ
فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا
عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti
agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Q.S Al-Hujurat : 6)
Bahkan seandainya berita
itu benar maka kita tetap dilarang untuk menyebarkan berita saudara kita yang
bersifat merendahkan kehormatannya.
Demikianlah sedikit dari
banyaknya adab bermedia sosial yang bisa dirangkum. Semoga artikel ini bisa
membawa manfaat bagi siapa saja yang mau membaca, mengamalkan, dan
menyebarkannya. Aamiin.