Sisi Ilmiah Shalat Tahajud
(Khutbah Jumat Masjid Baitul Muttaqin SMPN 1 Ngunut)
Khatib :Bpk. Mujiono, M.Pd.I
Ditulis ulang oleh anggota Remaja Masjid :
Nama : Nur’aini
Fauziyah
Kelas : VIII-A
Kaum Muslimin, jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah.
Marilah pada
kesempatan yang berbahagia ini, kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya.
Dengan karunia dan hidayah itu, kita menjadi orang yang beriman, ber-Islam, dan
selalu mengambil pilihan hidup yang terbaik atau ihsan.
Shalawat dan
salam semoga selalu terlimpah pada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabatnya, kita semua, dan siapa saja yang
mencintai dan mengikutinya.
Sidang jamaah Jum’at rahimakumullah.
Tahajud
artinya bangun di waktu malam hari. Shalat Tahajud
adalah shalat sunnah yang utama setelah shalat wajib. Nabi Muhammad saw pernah
bersabda:
“Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah
shalat sunnah di malam hari” (HR.Muslim).
Allah SWT memuji
mukmin yang berkhalwat di malam hari;
menyendiri untuk bermunajat, mentadabburi Al-Qur’an, berserah diri di
hadapan-Nya, serta mengakhiri dengan memohon ampun dan bertaubat. Semua itu
semata dilakukan untuk merengkuh cinta-Nya.
Perintah
melaksanakan shalat Tahajud adalah
wajib. Allah SWT berfirman:
“Hai orang yang berselimut! Bangunlah untuk menunaikan
shalat malam ini, yang hanya sebagian kecil. Separuhnya atau kurang dari itu
sedikit. Atau lebihkanlah dan bacalah Al-Qur’an dengan perlahan, dengan nada
berirama,” (Qs Al-Muzammil [73]:1-4).
Namun, karena
shalat Tahajud ini dirasa berat untuk
dikerjakan umat islam secara rutin dan kontinu, maka turunlah ayat berikut:
“Sesungguhnya, Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri
(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau
sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu.
Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa sekali-kali
tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan
kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an...” (Qs Al-Muzammil [73]: 20).
Setelah ayat di
atas turun, hukum mendirikan shalat Tahajud
menjadi sunnah. Namun menyimpan keutamaan
yang sangat besar. Allah SWT berfirman:
“Dan waktu malam, shalat tahajudlah sebagai ibadah tambahan
bagimu; semoga Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji dan terhormat.” (Qs Al-Isra’ [17]: 79).
Sidang jamaah Jum’at yang
berbahagia.
Dikarenakan
kedudukan shalat Tahajud yang istimewa itulah, tidak sedikit ilmuwan tertarik
untuk mencoba menyibak dan meneliti keutamaan shalat Tahajud dari segi medis atau pengaruhnya terhadap tubuh
manusia.
Salah satunya
disertai dengan judul “Pengaruh Shalat
Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Respons Ketahanan Tubuh Imonologik;
Suatu Pendekatan Psiko-neuroinologi.”
Karya ilmiah
yang berhasil dipertahankan M Sholeh, dosen UIN Sunan Ampel Surabaya pada
jurusan Imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini, menyebutkan
bahwa shalat Tahajud yang dilakukan
secara terus-menerus, tepat gerakannya, khusyuk dan ikhlas, secara medis akan menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi),
khususnya pada imunoglobin M, G, A
dan limfosit yang berupa persepsi dan motivati positif, serta dapat
mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi (coping).
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah SWT.
Bangun di waktu
malam adalah salah satu aktivitas yang memberikan manfaat. Sebab, pada saat itu
energi dalam tubuh seseorang berada dalam kondisi rendah dan medan refleksi
yang masih bersih. Dampaknya, akan menambah intuisi dan kesadaran diri
seseorang untuk mampu mengendalikan emosi negatif.
Hadirin sidang jamaah Jum’at yang berbahagia
Demikianlah gambaran bangun malam dan ihwal orang yang selalu
bangun pada malam hari. Mereka tidak semata-mata bangun lalu tidur lagi, tetapi
mereka bangun untuk bermunajat kepada Allah SWT.
KHUTBAH KEDUA
Hadirin sidang jama’ah Jum’at yang berbahagia.
Untuk mengakhiri
khutbah kedua ini, marilah kita bersama-sama berdoa, memohon keharibaan Allah SWT,
dengan khusyu’ dan ikhlas, agar kita semua menjadi hamba yang senantiasa
bersyukur, serta mampu menjalankan tuntunan
yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW secara sempurna.