KHUTBAH JUM’AT
(MENGHARGAI
WAKTU)
Khatib :
MUJIONO,M.Pd.I
Ditulis ulang oleh : Hamba Allah (9i)
Waktu mengandung makna yang sangat luas. Dalam kamus Bahasa
Indonesia waktu diartikan seluruh rangkaian saat yang telah berlalu, sekarang dan yang akan datang, saat tertentu untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan, kesempatan, tempo atau peluang,,ketika atau saat terjadinya sesuatu. Al-Qur’an sebagai wahyu Allah
menggunakan beberapa kata untuk menunjukkan makna-makna di atas seperti : ajal untuk menunjukkan waktu
berakhirnya sesuatu, seperti
berakhirnya usia manusia dan
digunakan untuk saat berkepanjangan yang dilalui alam raya, waktu digunakan dalam arti akhir kesempatan
atau peluang untuk menyelesaikan sesuatu peristiwa, sebagaimana firman Allah SWT dalam (QS Yunus:49)
Saudara-saudara jamaah Jum’at
rahimakumullah.
Agama Islam memberikan perhatian
yang begitu besar tentang waktu yang merupakan bahan renungan dan perhatian
bagi manusia, sehingga
dalam Al-Qur’an salah satu surat Al-Ashr. Dalam surat tersebut Allah mengingatkan kepada
kita bahwa pada umumnya manusia itu dalam keadaan merugi baik di dunia kini
maupun di akhirat kelak. Mengapa
manusia itu dikatakan rugi. Karena
mereka tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
untuk beriman dan beramal shaleh. Ketika diberi umur yang panjang, umur itu digunakan untuk bermaksiat kepada
Allah, ketika
diberi harta, harta
digunakan untuk bermaksiat dan menentang Allah bahkan mendurhakai Allah. Ketika
diberi kedudukan dan jabatan, tidak dipandang sebagai amanat, melainkan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi,nKKN.
Ketika diberi kesehatan juga disia-siakan berfoya-foya dan ketika datang maut
menjemput baru sadar bahwa kehidupan di
dunia baginya telah berakhir. Sebaliknya manusia yang berutung adalah manusia yang beriman dan
beramal shaleh sebagaimana firman Allah SWT dalam (QS. Al-Ashr:1-3)
Dalam surat tersebut Allah
memberikan informasi kepada kita bahwa ada tiga hal yang menghindarkan manusia
dari kerugian total yaitu:
Pertama : Beriman (mempercayai,menyakini).
Iman dari segi bahasa artinya
pembenaran, kepercayaan, keyakinan yang di yakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dibuktikan
dengan perbuatan. Iman sangat erat sekali dengan amal shaleh. Amal shaleh tanpa
iman tidak akan diterima oleh Allah SWT akan amalnya, demikian sebaliknya iman tanpa amal pun juga
sia-sia. Dapat juga dikatakan ada dua macam ajaran agama yaitu pengetahuan dan
pengamalan. Atas dasar inilah para ulama memahami makna alladzina aamanu
(orang-orang yang beriman) dalam ayat ini adalah orang yang memiliki
pengetahuan tentang kebenaran. Puncak kebenaran adalah pengetahuan tentang
Allah dan ajaran agama yang bersumber dari-Nya.
Kedua:
Amal Shaleh.
Adalah pekerjaan,perbuatan yang berkaitan
dengan fisik atau pekerjaan yang berhubungan dengan niat. Jadi amal shaleh
adalah suatu amalan atau pekerjaan bila dikerjakan akan membawa dampak positif
bagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat secara luas. Perpaduan antara
iman dan amal shaleh menyebabkan Allah mengangkat derajat seseorang. Keduanya
merupakan simbiosis mutualisis sangat mendukung dan berkaitan sekali sehingga
Allah memberikan penghargaan terhadap orang yang beramal shaleh dengan firman-Nya dalam (QS Al-Mujadilah:11).
Ketiga:
Saling menasehati dengan kebenaran.
Artinya saling mengingatkan, saling mengajak, menyeru kepada kebaikan atau al haq dan mencegah kemungkaran, baik secara sendiri-sendiri atau
secara berjamaah (secara organisasi) dengan sasaran umat ijabah dan umat dakwah
dengan penuh kesabaran artinya tabah dalam menghadapi rintagan, hambatan, ancaman baik dari dalam diri sendiri maupun
dari luar. Ini semuanya dianggap pupuk yang menyuburkan tanaman.
Saudara-saudara Jamaah Jum’at yang
berbahagia.
Begitu pentingnya waktu sehingga ada
sebuah ungkapan “tidak terbit fajar suatu hari, kecuali dia berseru putera-puteri Adam, aku waktu, aku
ciptaan baru, yang
menjadi saksi usahamu, unakan
aku karena aku tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat nanti”.
Ali bin Abu Thalib pernah berkata :
“Rezeki yang tidak diperoleh akan lebih banyak di hari esok, tetapi waktu yang berlalu hari ini,
tidak mungkin akan kembali lagi”. Maka dari itu jika kita
ingin keselamatan dunia dan akhirat maka perhatikan dan renungkan dengan
sebaik-baiknya akan sabda Rasullah SAW yang artinya :
Pergunakan kesempatan melakukan lima macam sebelum dihalangi oleh
lima macam yaitu:
1.
Umur mudamu sebelum tuamu,
2.
Masa sehatmu sebelum sakitmu,
3.
Masa kayamu sebelum masa miskinmu,
4.
Masa senggangmu sebelum masa sempitmu,
5.
Masa hidupmu sebelum meninggalmu (HR Hakim)
Allah SWT pun lewat firman-Nya
mengigatkan kepada kita sekalian orang-orang yang beriman untuk mempersiapkan diri untuk hari
esok yang lebih baik dalam (QS Al-Hasyr : 18)
Demikian juga kata seorang penyair
Arab yang artinya : Waktu itu bagaikan pedang, jika tidak kamu taklukkan ia akan
memotongmu. Oleh
karena itu marilah kita gunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk beramal
shaleh dalam berbagai bidang sesuai dengan keahlian kita masing-masing sebagai
bekal kita masa kini dan masa yang akan datang sehingga kita tidak termasuk
manusia yang merugi, karena
kehidupan di dunia hanya sekali saja. Jika kita sia-siakan berarti kita akan mengalami kerugian yang
besar. Marilah
kita senantiasa mengevaluasi diri kita masing-masing, apakah kita berada pada posisi yang beruntung, merugi atau pada posisi yang dilaknati
Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar