
“ Manusia Diciptakan Untuk Beribadah”
Ma’asyirol
muslimin, Sidang jum’at yang dimuliakan oleh Allah…..
Marilah
kita senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah SWT dengan selalu memanjatkan puji
syukur yang sedalam-dalamnya. Karena hanya dengan nikmat dan rahmat-Nya lah kita dapat
melaksanakan segala aktifitas kita sehari-hari. Makanan yang kita makan,
minuman yang kita minum, pakaian yang kita pakai setiap harinya merupakan
anugrah dan pemberian dari Allah SWT. Bahkan diri kita sendiri adalah ciptaan Allah.
Manusia adalah makhluk yang dijadikan dengan bentuk yang sempurna, tidak seperti
makhluk-makhluk yang lain, sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur’an surat At Tiin
ayat 4-6, yang artinya:
لَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنسَانَ فيِ أَحْسَنِ
تَقْوِيمٍ {4} ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ {5} إِلاَّالَّذِينَ
ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ {6}
“Sesungguhnya kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudia Kami
kembalikan dia ke temat yang serendah-rendahya (neraka). Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amah shaleh, maka bagi mereka pahala yang tiada
putus-putusnya”.
Ma’asyirol muslimin…………..
Dari ayat diatas, kita mengetahui bahwa Allah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik- baiknya, namun Dia akan mengembalikan kita ke tempat yang
paling buruk. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Jadi Allah
menjadikan setiap manusia, baik orang-orang kafir maupun orang-orang Islam dengan bentuk yang
sempurna. Namun dia tidak akan mengembalikan orang-orang kafir ke tempat yang tinggi, yaitu syurga. Oleh sebab itu,
manusia yang telah diciptakan Allah diperintahkan-Nya untuk beribadah kepada
Nya , agar ketika mati nanti, mereka akan kenbali ke tempat yang baik, bukan
tempat yang serendah-rendahnya.
Allah
SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Adz Dzariat ayat 56 :
وَمَاخَلَقْتُ
الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ {56}
Artinya
:
“Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.
Sidang jum’at yang dimuliakan oleh
Allah………..
Dari sini dijelaskan bahwa fungsi kita hidup ini untuk beribadah keada
Allahb SWT semata, mematuhi dan menjalankan syariat-syariat-Nya yang telah
dibawa oleh Rasulullah SAW menjauhi larangan-larangan-Nya dengan penuh ketaatan
dan pasrah diri.
Meskipun demikian halnya, banyak sekali manusia yang menyalahgunakan, menggunakan
anggota badannya, panca inderanya seperti mulut, hanya digunakan untuk
berbicara yang tidak ada manfaatnya sama sekali, bahkan mereka gunakan untuk
membicarakan kejelekan orang lain, padahal belum tentu dirinya lebih baik
daripada orang yang ia jadikan sebagai bahan ejekan.
Mereka diberi mata, tetapi menggunakannya untuk memandang hal-hal yang
dilarang oleh Allah, seperti melihat dan menyaksikan film-film porno dan
lain-lain.
Mereka di beri telinga, namun hanya digunakan untuk mendengarkan hal-hal
yang tidak berguna, mendengarkan bisikan-biskan syetan yang kemudian meracuni
jiwanya. Ia enggan mendengarkan nasehat, juga tidak suka mendengarkan lantunan
ayat-ayat suci al Qur,an.
Mereka diberi tangan hanya untuk mengerjakan kejahatan, melanggar hukum-hukum
Allah, mencari barang-barang yang banyak untuk kepentingan pribadinya tidak
peduli halal atau haram, bahkan ia rela untuk membunuh.
Mereka diberi kaki hanya digunakan untuk berjalan menuju tempat-tempat
maksiat, seperti pelacuran, tempat perjudian. Dia enggan untuk melangkahkan
kakinya menuju tempat-tempat untuk beribadah, seerti masjid, menghadiri majlis
ta’lim dan lain-lain.
Mereka di beri otak hanya digunakan untuk berfikir bagaimana caranya mendapatkan
harta yang banyak, kedudukan yang tinggi tanpa mempertimbangkan halal atau
haramnya lagi. Mereka tidak menggunakan otak untuk memikirkan firman – firman Allah SWT yang berupa alam semesta yang menakjubkan ini
dan juga firman – firman-Nya yang berupa
Al-Quran.
Mengapa mereka
tidak bertaubat dengan sesungguhnya, apakah mereka tidak lagi ingat kepada
Allah dan segala siksa yang dijanjikan-Nya
untuk mereka yang berbuat maksiat. Dan apakah mereka tidak ingat lagi
kepada janji Allah kepada orang – orang yang berbuat amal shaleh bahwa mereka
akan menerima pahala yang agung berupa syurga yang penuh dengan kenikmatan.
Ataukah malah mereka tekah ingkar terhadap Allah sebagai Tuhan semesta alam?
Semasa hidup di
dunia, mereka yang melakukan kejahatan, mungkin dengan harta dan kepintarannya,
ia dapat lepas dari hukum. Namun diakhirat
nanti dapatkah manusia terlepas dari hukum Allah ?
Mulut memang dapat
bersilat, bisa berbohong. Namun Allah SWT akan menutup mulut – mulut mereka, dan
tangannyalah yang akan berbicara dan kakinya yang akan menjadi saksi.
Allah SWT
berfirman dalam Al-Quran surat Yaa Siin ayat 65 :
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ
وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
{65}
Artinya :
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka,
dan berkatalah kepada kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki
mereka terhadap apa yang dahulu pernah mereka usahakan”
Dan firman-Nya dalam
surat Al Zalzalah ayat 6 :
يَوْ مَئِذٍ يَصْدُرُالنَّاسُ أَشْتَا تًا لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ {6}
Artinya :
“Pada hari itu manusia keluar dari kuburannya
dalam keadaan yang bermacam – macam, supaya diperlihatkan kepada mereka
(balasan)pekerjaan mereka”.
Menurut sebagian
ahli tafsir mengenai ayat diatas, bahwa manusia nanti keluar dari kuburnya
dengan muka yang bercahaya, muka yang berseri-seri sebagai tanda bahwa ia
adalah orang yang shalih. Sedangkan ada pula orang yang keluar dari kuburnya
dengan muka yang hitam legam sebagai tanda bahwa ia adalah orang yang durhaka
dan akan memasuki tempat yang serendah-rendahnya, yaitu neraka.
Allah
SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Zalzalah ayat 7-8 :
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ {7} وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شّرًّا يَرَهُ {8}
Artinya
:
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan
seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat atau balasannya. Dan barang siapa
yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
balasannya pula.
Demikianlah mahkamah keadilan Allah,
siapa yang mengerjakan kebaikan meskipun sedikit, akan dibalas oleh Allah
dengan kebaikn pula, bahkan dilipat gandakan sampai yang Dia kehendaki. Dan
sebaliknya, siapa yang mengerjakan kejahatan meskipun sedikit dan ia tidak
bertaubat atau tidak diampuni oleh Allah, maka ia pun akan merasakan balasannya
di akhirat nanti.
Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa
beristighfar, bertaubat, memohon ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan
kesalahan kita, karena setiap manusia pasti berdosa dan pernah mengerjakan kesalahan
dan tidak ada yang tidak pernah bersalah sama sekali.
Orang yang baik bukanlah orang yang
tidak pernah mengerjakan dosa maupun kesalahan, namun orang yag baik itu adalah
orang yang apabila berbuat kesalahan ia segera sadar dan memohon ampunan dari Allah
SWT atas dosa yang telah dikerjakannya itu. Dan yang lebih penting lagi dalam
beribadah adalah membersihkan niat dari selain Allah. Kita mantapkan niat kita
dalam setiap ibadah, karena hasil dari perbuatan kita itu sesuai dengan niat
kita, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya:
“Sesungguhnya
setiap amal itu tergantung dari niatnya”
Syeikh Ibnu Ruslam pernah
mengatakan:
“Dan ikhlaskanlah
dalam berniat sebelum melakukan amal dan lakukanlah niat bersamaan dengan
permulaan amal”
Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati
Allah..........
Marilah kita bersihkan niat kita dalam
beribadah, dalam berjuang, dalam setiap aktifitas kita, kita niatkan bahwa kita
lakukan semua itu hanyalah untuk mencari keridloan Allah semata, bukan karena
kepentingan pribadi, komersial, dan demi kedudukan yang akan menyeret kita ke
dalam neraka Jahim.
Di samping semua itu, jangan
lupa bahwa kita melakukan segala kebagian bukan untuk mendapatkan sanjungan
orang lain, janganlah kita haus akan sanjungan, karena itupun akan menjerumuskan
kita ke lembah kehancuran dan kebinasaan.
Betapa tidak, kita sudah
bersusah payah mengerjakan kebaikan dan amal shaleh, namun karena kita terpukau
dengan sanjungan orang lain, maka amalan yang telah kita kerjakan menjadi sia –
sia, artinya tidak akan dibalas oleh Allah, kecuali hanya berupa sanjungan dari
manusia.
Rasulullah SAW bersabda:
“Kesukaan dipuji dari manusia itu, adalah membutakan hati dan telinga.
Yakni tidak dapat mendengarkan kebenaran”
Ma’asyirol muslimin akromakumullah..........
Demikianlah khutbah saya yang
singkat ini, semoga bermanfaat bagi diri saya dan hadirin semua. Kita berdo’a
kepada Allah, mudah – mudahan kita diberikan kekuatan untuk melaksanakan ibadah
sebagai tugas kita sebagai makhluk Allah yang taat kepada-Nya. Amin
ya Robbal ‘Alamin