Minggu, 06 November 2016

Khutbah Jumat bpk. Slamet Pitoyo, S.Pd : “ Manusia Diciptakan Untuk Beribadah”

Ditulis ulang oleh : Hellena Istrada kelas 8B dan Adinda Quin Berliana kelas 7A


“ Manusia Diciptakan Untuk Beribadah”

Ma’asyirol muslimin, Sidang jum’at yang dimuliakan oleh Allah…..

Marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah SWT dengan selalu memanjatkan puji syukur yang sedalam-dalamnya. Karena hanya dengan nikmat dan rahmat-Nya lah kita dapat melaksanakan segala aktifitas kita sehari-hari. Makanan yang kita makan, minuman yang kita minum, pakaian yang kita pakai setiap harinya merupakan anugrah dan pemberian dari Allah SWT. Bahkan diri kita sendiri adalah  ciptaan Allah.
Manusia adalah makhluk yang dijadikan dengan bentuk yang sempurna, tidak seperti makhluk-makhluk yang lain, sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur’an surat At Tiin ayat 4-6, yang artinya:

لَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنسَانَ فيِ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ {4} ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ {5} إِلاَّالَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ {6}
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudia Kami kembalikan dia ke temat yang serendah-rendahya (neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amah shaleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”.

Ma’asyirol muslimin…………..
Dari ayat diatas, kita mengetahui bahwa Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik- baiknya, namun Dia akan mengembalikan kita ke tempat yang paling buruk. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Jadi Allah menjadikan setiap manusia, baik orang-orang kafir maupun  orang-orang Islam dengan bentuk yang sempurna. Namun dia tidak akan mengembalikan orang-orang kafir ke tempat  yang tinggi, yaitu syurga. Oleh sebab itu, manusia yang telah diciptakan Allah diperintahkan-Nya untuk beribadah kepada Nya , agar ketika mati nanti, mereka akan kenbali ke tempat yang baik, bukan tempat yang serendah-rendahnya.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Adz Dzariat ayat 56 :
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ {56}
Artinya :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.

Sidang jum’at  yang dimuliakan oleh Allah………..
Dari sini dijelaskan bahwa fungsi kita hidup ini untuk beribadah keada Allahb SWT semata, mematuhi dan menjalankan syariat-syariat-Nya yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW menjauhi larangan-larangan-Nya dengan penuh ketaatan dan pasrah diri.
Meskipun demikian halnya, banyak sekali manusia yang menyalahgunakan, menggunakan anggota badannya, panca inderanya seperti mulut, hanya digunakan untuk berbicara yang tidak ada manfaatnya sama sekali, bahkan mereka gunakan untuk membicarakan kejelekan orang lain, padahal belum tentu dirinya lebih baik daripada orang yang ia jadikan sebagai bahan ejekan.
Mereka diberi mata, tetapi menggunakannya untuk memandang hal-hal yang dilarang oleh Allah, seperti melihat dan menyaksikan film-film porno dan lain-lain.
Mereka di beri telinga, namun hanya digunakan untuk mendengarkan hal-hal yang tidak berguna, mendengarkan bisikan-biskan syetan yang kemudian meracuni jiwanya. Ia enggan mendengarkan nasehat, juga tidak suka mendengarkan lantunan ayat-ayat suci al Qur,an.
Mereka diberi tangan hanya untuk mengerjakan kejahatan, melanggar hukum-hukum Allah, mencari barang-barang yang banyak untuk kepentingan pribadinya tidak peduli halal atau haram, bahkan ia rela untuk membunuh.
Mereka diberi kaki hanya digunakan untuk berjalan menuju tempat-tempat maksiat, seperti pelacuran, tempat perjudian. Dia enggan untuk melangkahkan kakinya menuju tempat-tempat untuk beribadah, seerti masjid, menghadiri majlis ta’lim dan lain-lain.
Mereka di beri otak hanya digunakan untuk berfikir bagaimana caranya mendapatkan harta yang banyak, kedudukan yang tinggi tanpa mempertimbangkan halal atau haramnya lagi. Mereka tidak menggunakan otak untuk  memikirkan firman – firman Allah SWT yang berupa alam semesta yang menakjubkan ini dan juga firman – firman-Nya yang berupa Al-Quran.
Mengapa mereka tidak bertaubat dengan sesungguhnya, apakah mereka tidak lagi ingat kepada Allah dan segala siksa yang dijanjikan-Nya  untuk mereka yang berbuat maksiat. Dan apakah mereka tidak ingat lagi kepada janji Allah kepada orang – orang yang berbuat amal shaleh bahwa mereka akan menerima pahala yang agung berupa syurga yang penuh dengan kenikmatan. Ataukah malah mereka tekah ingkar terhadap Allah sebagai Tuhan semesta alam?
Semasa hidup di dunia, mereka yang melakukan kejahatan, mungkin dengan harta dan kepintarannya, ia dapat lepas dari hukum. Namun diakhirat nanti dapatkah manusia terlepas dari hukum Allah ?
Mulut memang dapat bersilat, bisa berbohong. Namun Allah SWT akan menutup mulut – mulut mereka, dan tangannyalah yang akan berbicara dan kakinya yang akan menjadi saksi.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Yaa Siin ayat 65 :

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ {65}
Artinya :
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu pernah mereka usahakan”

Dan firman-Nya dalam surat Al Zalzalah ayat 6 :

يَوْ مَئِذٍ يَصْدُرُالنَّاسُ أَشْتَا تًا لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ {6}
Artinya :
Pada hari itu manusia keluar dari kuburannya dalam keadaan yang bermacam – macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan)pekerjaan mereka”.

Menurut sebagian ahli tafsir mengenai ayat diatas, bahwa manusia nanti keluar dari kuburnya dengan muka yang bercahaya, muka yang berseri-seri sebagai tanda bahwa ia adalah orang yang shalih. Sedangkan ada pula orang yang keluar dari kuburnya dengan muka yang hitam legam sebagai tanda bahwa ia adalah orang yang durhaka dan akan memasuki tempat yang serendah-rendahnya,  yaitu neraka.

Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Zalzalah ayat 7-8 :
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ {7} وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شّرًّا يَرَهُ {8}
Artinya :
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat atau balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula.

Demikianlah mahkamah keadilan Allah, siapa yang mengerjakan kebaikan meskipun sedikit, akan dibalas oleh Allah dengan kebaikn pula, bahkan dilipat gandakan sampai yang Dia kehendaki. Dan sebaliknya, siapa yang mengerjakan kejahatan meskipun sedikit dan ia tidak bertaubat atau tidak diampuni oleh Allah, maka ia pun akan merasakan balasannya di akhirat nanti.
Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa beristighfar, bertaubat, memohon ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan kita, karena setiap manusia pasti berdosa dan pernah mengerjakan kesalahan dan tidak ada yang tidak pernah bersalah sama sekali.
Orang yang baik bukanlah orang yang tidak pernah mengerjakan dosa maupun kesalahan, namun orang yag baik itu adalah orang yang apabila berbuat kesalahan ia segera sadar dan memohon ampunan dari Allah SWT atas dosa yang telah dikerjakannya itu. Dan yang lebih penting lagi dalam beribadah adalah membersihkan niat dari selain Allah. Kita mantapkan niat kita dalam setiap ibadah, karena hasil dari perbuatan kita itu sesuai dengan niat kita, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya:

“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya”

Syeikh Ibnu Ruslam pernah mengatakan:

“Dan ikhlaskanlah dalam berniat sebelum melakukan amal dan lakukanlah niat bersamaan dengan permulaan amal”

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah..........
Marilah kita bersihkan niat kita dalam beribadah, dalam berjuang, dalam setiap aktifitas kita, kita niatkan bahwa kita lakukan semua itu hanyalah untuk mencari keridloan Allah semata, bukan karena kepentingan pribadi, komersial, dan demi kedudukan yang akan menyeret kita ke dalam neraka Jahim.
Di samping semua itu, jangan lupa bahwa kita melakukan segala kebagian bukan untuk mendapatkan sanjungan orang lain, janganlah kita haus akan sanjungan, karena itupun akan menjerumuskan kita ke lembah kehancuran dan kebinasaan.
Betapa tidak, kita sudah bersusah payah mengerjakan kebaikan dan amal shaleh, namun karena kita terpukau dengan sanjungan orang lain, maka amalan yang telah kita kerjakan menjadi sia – sia, artinya tidak akan dibalas oleh Allah, kecuali hanya berupa sanjungan dari manusia.
Rasulullah SAW bersabda:

“Kesukaan dipuji dari manusia itu, adalah membutakan hati dan telinga. Yakni tidak dapat mendengarkan kebenaran”

Ma’asyirol muslimin akromakumullah..........
Demikianlah khutbah saya yang singkat ini, semoga bermanfaat bagi diri saya dan hadirin semua. Kita berdo’a kepada Allah, mudah – mudahan kita diberikan kekuatan untuk melaksanakan ibadah sebagai tugas kita sebagai makhluk Allah yang taat kepada-Nya. Amin ya Robbal ‘Alamin

SUASANA SHOLAT JUMAT

Agenda Rutin Remaja Masjid: Bimbingan Membaca Al-Qur’an dan Mengasah Pengetahuan Dasar Tentang SholatLewat Teka Teki Silang Bersama Mahasiswa PPL UIN Tulungangung

  Agenda Rutin Remaja Masjid: Bimbingan Membaca Al-Qur’an dan Mengasah Pengetahuan Dasar Tentang SholatLewat Teka Teki Silang Bersama Mahasi...